Selasa, 06 November 2012

sejarah TV


Pengertian TV

 

Berasal dari Bahasa Yunani TELE –VISION  ( Tele = jauh dan Vision = gambar ). Bahasa Jerman FERNSEHEN ( Fern= jauh dan Sehen = melihat )
Diartikan mengajak pemirsa melihat peristiwa atau kejadian yang jaraknya berjauhan akan tetapi bersamaan waktunya
. Televisi Merupakan perkembangan media visual Film Bioskop atau Cinema, dimana layar Bioskop berukuran Vertikal dibanding Horisontal (Aspek Ratio V/H) = 1 : 2,  mata manusia lebih peka melihat bidang horisontal dibanding bidang vertikal. Film Bioskop merupakan media informasi terbatas (Limitted Audiencies) telah terlebih dahulu dikenal masyarakat sebelum Era Teknologi TV. 
Dalam bahasa Inggrisnya Televisi ini disebut dengan : Televison. Istilah “Television” berasal dari perkataan Yunani : Tele artinya : far, off, jauh. Ditambah dengan : Vision yang berasal dari bahasa Latin vision, yang artinya to see, melihat. Jadi artinya secara harfiah, melihat jauh. Ini sesuai dengan existensi dari pada siaran TV dari Jakarta, kita bisa lihat di rumah kita di Bandung. (Palapah, M.O. Drs., Syamsudin, Atang, Drs., 1983. Studi ilmu Komunikasi. Bandung : Fakultas Ilnu komunikasi Universitas Padjajaran, hal. 83.) Media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektronmagnetik tanpa kawat. (Berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan).
Media Elektronika komunikasi Informasi Televisi sebagai pengembangan media penyiaran radio memiliki sasaran target (pemirsa) yang lebih luas (Mass Audiences)
 Teknologi  televisi mempertimbangkan antara lain :
1.     Harus dapat dilihat dalam ruang tanpa harus memadamkan lampu penerangan   atau pada siang hari  tanpa harus menggelapkan ruangan.
2.     Gambar harus halus dan tajam.
3.     Gambar tidak berkedip-kedip (flickers).
4.     Harus dapat dilihat oleh 2 atau  lebih pemirsa dari jarak yang cukup.
5.     Dapat disetel oleh orang awam.

Karakteristik Televisi
            Televisi merupakan salah satu jenis media massa elektronik yang bersifat audio visual, direct, dan dapat membentuk sikap. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Beragam tayangan dari mulai hiburan sampai ilmu pengetahuan ada dalam televisi. Adanya beragam channel televisi membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menyaksikan tayangan yang berkualitas. Beberapa kelebihan televisi di antaranya:
1.       Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.
2.       Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Italia untuk menyaksikan pertandingan Juventus melawan Inter Milan. Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut.
3.       Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu.
4.       Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi.
5.       Banyaknya channel dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing.

Beberapa kekurangan televisi di antaranya:
  1. Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi.
  2. Tidak bisa didengarkan sambil lalu.
  3. Banyaknya tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor. Hal ini dapat berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.
  4. Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas (tidak dapat disimpan).
  5. Berita yang disampaikan kurang mendalam

Bagaimanakah Televisi Bekerja?

Sebelum mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya perlu mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa dilihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.
Proses Kerja Televisi












Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau ( G=Green), dan Biru (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang dilihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

Spektrum Frekuensi Radio untuk siaran Televisi
Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio yang merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. Secara umum, frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah pengulangan getaran dalam satu detik yang dihitung dalam satuan cycle atau Hertz.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai macam peralatan komunikasi yang sangat membutuhkan frekuensi agar dapat digunakan untuk melakukan komunikasi. Untuk itulah frekuensi harus dibagi-bagi atau dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan kebutuhan peralatan itu. Pembagian frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan internasional agar berlaku secara global-universal dan berlaku di seluruh dunia.

10 – 30 KHz                   : very low frequency (VLF)
30 – 300 KHz                 : low frequency (LF)
300 – 3000 KHz             : high frequency (HF)
3000 – 30.000 KHz        : very high frequency (VHF)
30 – 300 MHz                : ultra high frequency (UHF)
300 – 3000 MHz            : super high frequency (SHF)
3000 – 30.000 MHz       : extremely high frequency (EHF)

          Blok frekuensi itu kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih kecil yang dinamakan saluran atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan suatu stasiun untuk melakukan penyiaran. Kanal frekuensi merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi yang ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran. Kekuatan dan daya jangkau stasiun penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran frekuensinya dan posisi saluran tersebut pada spektrum frekuensi. Sebagai gambaran kapasitas saluran frekuensi untuk kebutuhan komunikasi melalui telepon sudah cukup baik dengan menggunakan frekuensi 300 – 2700 Hz. Dengan kapasitas frekuensi sebesar ini, suara lawan bicara melalui telepon sudah jelas terdengar. Kebutuhan frekuensi untuk penyiaran radio lebih tinggi lagi. Suara yang dikeluarkan radio tidak cukup untuk hanya sekedar bisa didengar tetapi memerlukan juga aspek keindahan suara. Di Indonesia, pengaturan frekuensi dikelola oleh Departemen Perhubungan (Direktorat Frekuensi Radio dan Orbit Satelit, Ditjen Postel).
          Dalam mendirikan stasiun penyiaran, frekuensi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, sebab betapapun hebatnya suatu program siaran, tanpa diikuti kualitas yang bagus pada perambatan gelombang elektromagnetik yang membawa sinyal gambar atau suara maka akan sulit menjaring audien yang banyak. Selain itu perencanaan yang matang untuk mendirikan stasiun penyiaran antara lain : memperkirakan tinggi menara yang harus dibangun, mengukur ketinggian permukaan tanah, jenis antena, dan kekuatan pemancar.

Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang dikenal di antaranya:
1. NTSC (National Television System Committee)
2. PAL (Phases Alternating Line)
3. SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
4. PALB

NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

Sistem Televisi Dasar di Dunia
Sistem Televisi Dasar di Dunia










Perbedaan kebijakan standar sistem penyiaran ini terjadi karena :
-       Jumlah bingkai gambar per detik (fps) yang digunakan
Dalam kelompok PAL dan SECAM menetapkan standar fps (frame per second) sebanyak 25, sementara kelompok NTSC menetapkan sebanyak 30. Penetapan ini berdasarkan patokan tingkat arus listrik rumah tangga.
-       Jumlah garis pada setiap frame-nya
Kelompok PAL dan SECAM menetapkan sebanyak 825 garis per detik, sedangkan kelompok NTSC menetapkan 525 garis per detik. Faktor ini cukup mempengaruhi tingkat resolusi gambar.
-       Jumlah frekuensi yang digunakan
-       Kelompok PAL dan SECAM menetapkan lebar pita frekuensi (bandwidth) sebesar 7 MHz dan lebar pita frekuensi sebesar 6 MHz. Tentang ketetapan lebar pita frekuensi ini, cenderung lebih mudah berubah-ubah, bahkan di setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda tergantung dari kebutuhan.

Televisi Analog dan Televisi Digital
     Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Televisi analog tersebut mnggunakan sistem PAL, NTSC dan SECAM. Sementara Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.


Sistem pemancar TV digital

Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).



sumber : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&sqi=2&ved=0CE4QFjAG&url=http%3A%2F%2Fedwi.dosen.upnyk.ac.id%2FKULIAH%2520MANAJ%252

Tidak ada komentar:

Posting Komentar