Berasal dari Bahasa Yunani TELE –VISION ( Tele =
jauh dan Vision = gambar ). Bahasa Jerman
FERNSEHEN ( Fern= jauh dan Sehen = melihat )
Diartikan mengajak pemirsa melihat peristiwa atau kejadian yang jaraknya
berjauhan akan tetapi bersamaan waktunya. Televisi Merupakan perkembangan media visual Film Bioskop atau Cinema, dimana layar
Bioskop berukuran Vertikal dibanding Horisontal (Aspek Ratio V/H) = 1 :
2, mata manusia lebih peka melihat bidang horisontal dibanding bidang
vertikal.
Film Bioskop merupakan media informasi terbatas (Limitted
Audiencies) telah terlebih dahulu dikenal masyarakat sebelum Era Teknologi
TV.
Dalam bahasa
Inggrisnya Televisi ini disebut dengan : Televison. Istilah “Television”
berasal dari perkataan Yunani : Tele artinya : far, off, jauh. Ditambah dengan
: Vision yang berasal dari bahasa Latin vision, yang artinya to see, melihat.
Jadi artinya secara harfiah, melihat jauh. Ini sesuai dengan existensi dari
pada siaran TV dari Jakarta, kita bisa lihat di rumah kita di Bandung.
(Palapah, M.O. Drs., Syamsudin, Atang, Drs., 1983. Studi ilmu Komunikasi.
Bandung : Fakultas Ilnu komunikasi Universitas Padjajaran, hal. 83.) Media komunikasi
jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat
maupun secara elektronmagnetik tanpa kawat. (Berasal dari bahasa Yunani “tele”
yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan).
Media Elektronika komunikasi Informasi Televisi
sebagai pengembangan media penyiaran radio memiliki sasaran target (pemirsa)
yang lebih luas (Mass Audiences)
Teknologi televisi mempertimbangkan antara
lain :
1. Harus dapat dilihat dalam ruang tanpa harus memadamkan
lampu penerangan atau pada siang hari tanpa harus
menggelapkan ruangan.
2. Gambar harus halus dan tajam.
3. Gambar tidak berkedip-kedip (flickers).
4. Harus dapat dilihat oleh 2 atau lebih pemirsa dari
jarak yang cukup.
5.
Dapat disetel oleh
orang awam.
Karakteristik Televisi
Televisi merupakan salah satu jenis media massa
elektronik yang bersifat audio visual, direct, dan dapat membentuk
sikap. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang
mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision).
Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Beragam
tayangan dari mulai hiburan sampai ilmu pengetahuan ada dalam televisi. Adanya
beragam channel televisi membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk
menyaksikan tayangan yang berkualitas. Beberapa kelebihan televisi di
antaranya:
1. Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat
terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki
gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.
2. Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus
pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung
pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Italia untuk
menyaksikan pertandingan Juventus melawan Inter Milan. Cukup duduk santai di
depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut.
3. Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan
gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang
bermutu.
4. Informasi yang disajikan bersifat up to date,
kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi.
5. Banyaknya channel dalam televisi membuat setiap orang
dapat menyaksikan program favorit masing-masing.
Beberapa
kekurangan televisi di antaranya:
- Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya
visualisasi.
- Tidak bisa didengarkan sambil lalu.
- Banyaknya tayangan yang mengandung unsur
kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor. Hal ini dapat
berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.
- Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan
bersifat selintas (tidak dapat disimpan).
- Berita yang disampaikan kurang mendalam
Sebelum mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya
perlu
mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang
biasa dilihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar
televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan
berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau ( G=Green), dan
Biru (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar
televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang dilihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek
gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh
pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
Spektrum Frekuensi Radio untuk siaran Televisi
Spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita
frekuensi radio yang berbentuk gelombang
elektromagnetik serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio
terdiri atas kanal frekuensi radio yang merupakan satuan terkecil dari spektrum
frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio. Secara umum,
frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah pengulangan getaran dalam satu
detik yang dihitung dalam satuan cycle atau Hertz.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat
telah menghasilkan berbagai macam peralatan komunikasi yang sangat membutuhkan
frekuensi agar dapat digunakan untuk melakukan komunikasi. Untuk itulah
frekuensi harus dibagi-bagi atau dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan
kebutuhan peralatan itu. Pembagian frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan
internasional agar berlaku secara global-universal dan berlaku di seluruh
dunia.
10 – 30 KHz :
very low frequency (VLF)
30 – 300 KHz :
low frequency (LF)
300 – 3000 KHz :
high frequency (HF)
3000 – 30.000 KHz :
very high frequency (VHF)
30 – 300 MHz :
ultra high frequency (UHF)
300 – 3000 MHz :
super high frequency (SHF)
3000 – 30.000 MHz :
extremely high frequency (EHF)
Blok
frekuensi itu kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih
kecil yang dinamakan saluran atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan suatu stasiun untuk melakukan penyiaran.
Kanal frekuensi merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi yang
ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran. Kekuatan dan daya jangkau stasiun
penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran frekuensinya dan posisi
saluran tersebut pada spektrum frekuensi. Sebagai gambaran kapasitas saluran
frekuensi untuk kebutuhan komunikasi melalui telepon sudah cukup baik dengan
menggunakan frekuensi 300 – 2700 Hz. Dengan kapasitas frekuensi sebesar ini,
suara lawan bicara melalui telepon sudah jelas terdengar. Kebutuhan frekuensi
untuk penyiaran radio lebih tinggi lagi. Suara yang dikeluarkan radio tidak
cukup untuk hanya sekedar bisa didengar tetapi memerlukan juga aspek keindahan
suara. Di Indonesia, pengaturan frekuensi dikelola oleh Departemen Perhubungan
(Direktorat Frekuensi Radio dan Orbit Satelit, Ditjen Postel).
Dalam
mendirikan stasiun penyiaran, frekuensi merupakan hal yang sangat penting dalam
dunia penyiaran, sebab betapapun hebatnya suatu program siaran, tanpa diikuti
kualitas yang bagus pada perambatan gelombang elektromagnetik yang membawa
sinyal gambar atau suara maka akan sulit menjaring audien yang banyak. Selain
itu perencanaan yang matang untuk mendirikan stasiun penyiaran antara lain :
memperkirakan tinggi menara yang harus dibangun, mengukur ketinggian permukaan
tanah, jenis antena, dan kekuatan pemancar.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di
tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran
(chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang
frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF
bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ
sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di
dalam tiap saluran tersebut.
JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang dikenal di antaranya:
1. NTSC (National Television System Committee)
2. PAL (Phases Alternating Line)
3. SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
4. PALB
NTSC (National Television System
Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line)
di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di
Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang
membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan
pembawa suara.
Sistem Televisi Dasar di Dunia
Perbedaan kebijakan standar sistem penyiaran ini
terjadi karena :
-
Jumlah bingkai
gambar per detik (fps) yang digunakan
Dalam kelompok PAL dan SECAM menetapkan standar fps (frame per second) sebanyak 25,
sementara kelompok NTSC menetapkan sebanyak 30. Penetapan ini berdasarkan
patokan tingkat arus listrik rumah tangga.
-
Jumlah garis pada
setiap frame-nya
Kelompok PAL dan SECAM menetapkan sebanyak 825 garis
per detik, sedangkan kelompok NTSC menetapkan 525 garis per detik. Faktor ini
cukup mempengaruhi tingkat resolusi gambar.
-
Jumlah frekuensi
yang digunakan
-
Kelompok PAL dan
SECAM menetapkan lebar pita frekuensi (bandwidth)
sebesar 7 MHz dan lebar pita frekuensi sebesar 6 MHz. Tentang ketetapan lebar
pita frekuensi ini, cenderung lebih mudah berubah-ubah, bahkan di setiap negara
memiliki kebijakan yang berbeda tergantung dari kebutuhan.
Televisi Analog dan Televisi Digital
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan
memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum
Televisi digital dapat dimasukan ke analog.
Televisi analog tersebut mnggunakan sistem PAL, NTSC dan SECAM. Sementara Televisi digital (bahasa Inggris: Digital
Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem
kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat
televisi. Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV),
yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9
(TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang
jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas,
dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada
biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang
digunakan di Indonesia.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio
yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi
digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah
1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu
kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan
teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus
untuk program yang berbeda.
Sistem pemancar TV digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di
dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial
(DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital
terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital
berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1
untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat
fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler.
ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk
tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar
pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang
dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi
berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima
seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV)
beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem
penerima tetap. Semua data modulasi sistem
pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode
ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan
multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat
diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT),
kabel (TV
kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk
menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi
digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal
sebagai televisi protokol internet (IPTV).
sumber : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&sqi=2&ved=0CE4QFjAG&url=http%3A%2F%2Fedwi.dosen.upnyk.ac.id%2FKULIAH%2520MANAJ%252