Sabtu, 10 Maret 2012

DEPRESIASI / PENYUSUTAN

Depresiasi atau penyusutan dalam akutansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
1.       Metoda garis lurus
Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.
Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat

Sebagai contoh : pada 1 januari 1990 PT subur jaya membeli becak motor dengan harga perolehan Rp.24.000.000, taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 thn, dann taksiran satuan hasil 100.000 km, ditanya hitunglah biaya depresiasi
Jawab :
Cara menjawabnya adalah dengan membagi harga perolehan didepresiasi dengan masa manfaat. Harga perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu

Biaya Depresiasi
= Rp. (24.000.000  - 1.000.000 ): 5
= Rp.4.600.000
2. Metoda Saldo Menurun Ganda

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.
Prosentasi Depresiasi =( 100% / taksiran umur manfaat )x2
Depresiasi Periode 1= Prosentase Depresiasi xNilai Aktiva Periode 1
Depresiasi Periode 2 =Prosentase Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2. Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode 1.


Berdasarkan contoh soal diatas
Jawab :
Caranya adalah pertama terlebih dahulu bagikan 100% dengan masa manfaat. Hasil dari pembagian tersebut dikali 2. dan setelah diperoleh hasilnya lalu dikalikan dengan harga perolehan.
Prosentasi Depresi = ( 100% / 5 ) * 2 = 40%
Depresiasi Periode1 = Rp 24.000.000 * 40% = Rp 9.600.000,-
Depresiasi Periode2 = ( Rp 24.000.000 – Rp 9.600.000 ) * 40% = Rp 20.160.000,-



3. Metode Angka-angka Tahun
Metode ini disebut jumlah angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang :
* Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini.
* Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian yang terakhir

Berdasarkan contoh soal diatas
Jawab :

Untuk tahun pertama
Biaya Depresiasi
= 5/15 x Rp. 24.000.000
= Rp. 8.000.000
Untuk tahun kedua
Biaya Depresiasi = 4/15 x Rp. 24.000.000
= Rp. 6.400.000
Untuk tahun ketiga
Biaya Depresiasi = 3/15 x Rp. 24.000.000
= Rp.4 .800.000
Untuk tahun keempat
Biaya Depresiasi = 2/15 x Rp. 24.000.000
= Rp.3 .200.000
Untuk tahun kelima
Biaya Depresiasi = 1/15 x Rp. 24.000.000
= Rp. 1.600.000

sumber: id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar