Teknologi ini sudah digunakan sejak jaman romawi, namun hanya untuk pemanas air atau penghangat ruangan. Namun saat ini dikembangkan lagi untuk menghasilkan listrik. Energi ini menyumbang sebesar 0,3% kebutuhan listrik dunia.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. (wikipedia.com)
Pembangkit Listrik yang menggunakan tenaga panas bumi sebagai sumber listrik disebut dengan PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi. Proses dari energi panas bumi menjadi listrik pada prinsipnya hampir sama dengan PLTU yang uapnya dibuat dengan menggunakan boiler, sedangkan PLTP dari reservoir panasbumi. Apabila fluida yang mengalir dari wellhead berupa uap maka uap tadi langsung dialirkan kewat turbin, kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang kemudian akan memutar generator.
Keunggulan energi panas bumi dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage),
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
Namun demikian, pemulihan energi (energy recovery) panas bumi memakan waktu yang relatif lama yaitu hingga beberapa ratus tahun. Secara teknis-ekonomis, suatu lokasi sumber panas bumi mampu menyediakan energi untuk jangka waktu antara 30-50 tahun, sebelum ditemukan lokasi pengganti yang baru.
Dampak Negatif Terhadap Lingkungan
Potensi panas bumi terdapat di kawasan pegunungan yang biasanya dijadikan kawasan konservasi sebagai hutan lindung. Dengan adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber panas bumi di kawasan tersebut dapat mengganggu daerah konservasi tersebut. Serta kemungkinan terjadi pencemaran air tanah oleh kontaminan yang terbawa naik fluida panas bumi.
(disunting dari Nenny Saptadji, ditulis kembali oleh galz)
sumber: https://sekotheng.wordpress.com/2009/11/13/geothermal-energi-panas-bumi/